Pendiri JD.com, Richard Liu Qiangdong dilaporkan mengancam akan memecat karyawan dan eksekutif yang berkinerja buruk, karena pertumbuhan bisnis yang lambat. Raksasa e-commerce asal Tiongkok ini juga dikabarkan akan melepas bisnisnya di Indonesia, yakni JD.ID.
Dalam dua pertemuan virtual pada November dan Desember, Liu mengkritik para eksekutif perusahaan.
Pendapatan JD.com naik 11% di kuartal ketiga. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari Alibaba Group Holding sebesar 3%, meski lebih rendah dari Pinduoduo sebesar 65%.
Harga saham JD.com yang diperdagangkan di Nasdaq turun 12% tahun ini. Sedangkan Pinduoduo naik lebih dari 51%.
Huxiu Media melaporkan bahwa Liu sangat tidak senang dengan strategi penetapan harga perusahaan.
“Kita perlu kembali ke akal sehat, lima elemen bisnis: produk, harga, layanan, biaya, dan efisiensi,” kata Liu kepada para eksekutif dalam rapat manajemen kuartal keempat, menurut laporan Huxiu yang dikutip oleh South China Morning Post ( SCMP), Kamis (29/12).
Tanpa menyebut nama spesifik, “Liu menggambarkan beberapa orang sebagai ‘pembohong’,” kata seorang sumber yang memberi pengarahan pada pertemuan itu.
Seorang karyawan JD.com yang menghadiri pertemuan pada bulan Desember mengatakan Liu berbicara tentang perubahan manajemen senior. “Liu mengatakan hanya satu setengah wakil presiden di unit bisnis ritel yang jujur,” katanya yang menolak disebutkan namanya.
“Unit ini memiliki sekitar 40 wakil presiden. Jadi bisa dibayangkan tekanan pada mereka,” tambahnya.
Menurut karyawan lain yang mengetahui masalah ini, Liu mengkritik JD Digits, sebelumnya JD Technology, karena kinerjanya yang lambat. Unit tersebut dikepalai oleh Li Yayun, yang sebelumnya menjabat sebagai chief compliance officer JD.com.
Liu sebelumnya menghadapi gugatan dugaan pemerkosaan di Amerika Serikat (AS) pada awal Oktober.
Liu juga tidak lagi menjabat. Namun pria berusia 49 tahun itu tetap memegang kendali atas JD.com melalui hak suara dan komite strategis yang dipimpinnya.
“Komite Eksekutif Strategi JD.com terdiri dari 18 eksekutif puncak. Tapi Liu tetap menjadi pengambil keputusan,” kata salah satu sumber.
Namun SCMP mengatakan bahwa JD.com tidak mengkonfirmasi berita tersebut.
JD.com Dikabarkan Akan Merilis JD.ID
JD.com dilaporkan sedang mempertimbangkan penutupan operasi di Indonesia dan Thailand. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerugian di Asia Tenggara dan memperkuat operasi domestik.
Sumber SCMP mengatakan pertumbuhan penjualan merupakan tantangan bagi JD.com di Asia Tenggara. Saat ini perusahaan sedang mencari investor untuk menggabungkan bisnisnya di Indonesia di Thailand.
Namun, JD.ID menyatakan belum ada pembahasan terkait hal tersebut di tingkat manajemen. Perusahaan masih fokus pada program Super 8 yang dimulai pada Agustus lalu.
“Semuanya masih on track,” kata Head of Corporate Communications and Corporate Social Responsibility (CSR) JD.ID Setya Yudha Indraswara melalui email kepada Katadata.co.id, Kamis (2/12).