Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) asal Jepang memastikan unit usahanya di sektor perbankan akan menginvestasikan US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun ke perusahaan rintisan financial technology (fintech) Indonesia, Silvrr Technology Co Ltd atau dikenal dengan Akulaku.
“Indonesia sangat penting bagi ekspansi MUFG di Asia mengingat besarnya ekonomi negara dan potensi pertumbuhan yang tinggi di antara negara-negara lain di Asia Tenggara,” ujar MUFG dalam keterangan media yang dikutip Reuters, Senin (26/12).
Saya menerima US$ 100 juta dari bank Thailand Siam Commercial Bank Pcl pada bulan Februari.
Startup fintech ini menyediakan layanan Beli Sekarang Bayar Nanti alias paylater.
MUFG banyak berinvestasi di sektor keuangan. Bulan lalu, perusahaan asal Jepang ini mengakuisisi unit Home Credit di Indonesia dan Filipina sekitar US$ 632 juta
Selain itu, MUFG menjadikan Bank Danamon sebagai anak perusahaan terkonsolidasi pada April 2019.
“MUFG juga berencana untuk mengakuisisi perusahaan paylater yang berbasis di Jepang dengan harga hampir US$150,56 juta,” lapor surat kabar Nikkei.
Dalam siaran persnya, MUFG sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi saham Kanmu.
Saya Menjadi Unicorn
Akulaku masuk dalam daftar unicorn baru Indonesia pada bulan April, menurut laporan Cento Ventures.
Unicorn adalah sebutan untuk startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Sedangkan decacorn melebihi US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.
Dalam laporan Cento Ventures bertajuk ‘SE Asia Tech Investment 2021’, Akulaku masuk dalam kolom startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Fintech ini berada di kategori yang sama dengan Bukalapak, Xendit, Ajaib dan Codapay.
Namun, Codapay adalah startup asal Singapura, bukan Indonesia. Cento Ventures juga menyatakan bahwa daftar ini belum lengkap.
CB Insights bertajuk ‘Daftar Lengkap Perusahaan Unicorn’ juga menyebutkan bahwa Akulaku berstatus unicorn. Startup fintech lending ini memiliki valuasi lebih dari US$2 miliar.
Tahun lalu, Akulaku menyalurkan pinjaman lebih dari US$ 2,2 miliar kepada lebih dari 10 juta konsumen.
Startup ini juga menggabungkan manajemen kekayaan, e-commerce, dan platform perbankan digital. Dengan begitu, total pendapatan perseroan akan meningkat 120% menjadi US$ 598 juta pada 2021.