Investree telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp1,2 triliun untuk UKM yang terlibat dalam proyek pengadaan atau tender pemerintah sejak 2020. Porsi tersebut merupakan 10% dari total pendanaan yang dikeluarkan oleh startup fintech atau pinjaman fintech.
Berdasarkan portofolio Investree, penyaluran kredit didominasi oleh peminjam UMKM dari industri perdagangan barang/jasa, khususnya alat kesehatan, informasi dan teknologi alias IT, komputer dan jasa kreatif.
“Kami memberikan akses pembiayaan berbasis digital bagi para pelaku UMKM pemenang tender pemerintah,” ujar Co-Founder dan Chief Executive Officer Investree Adrian Gunadi dalam siaran pers akhir pekan lalu (26/5).
Ada lebih dari 170 ribu pelaku UMKM yang terdaftar di platform pengadaan seperti Lembaga Pengadaan Secara Elektronik atau LPSE dan eKatalog. Hampir dua juta proyek pemerintah tersedia untuk pelaku UMKM.
“Pembiayaan berbasis digital dari Investree akan menjembatani kebutuhan tersebut, sehingga para pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya dengan cepat dan efisien. Pemerintah dapat menyelesaikan proyek tersebut secara optimal,” katanya.
Tahun lalu, Grup Investree juga mengakuisisi saham minoritas yang signifikan sebesar 18,4% di PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank). Keduanya mengembangkan produk dan layanan serta memperluas akses pembiayaan bagi UKM.
Sejak tahun 2020, Investree telah bermitra dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau LKPP, termasuk LPSE untuk menyalurkan pinjaman kepada pemenang tender pemerintah.
Investree juga bekerja sama dengan beberapa partner atau ekosistem seperti Mbiz dan Pengadaan.com terkait kerjasama dengan ekosistem pengadaan elektronik.
Selain itu, menghubungkan pemerintah daerah seperti Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan KADIN Indonesia dan HIPMI di beberapa daerah untuk memfasilitasi UMKM yang terlibat dalam proyek pengadaan pemerintah.
Salah satu peminjam Investree sejak 2019 adalah PT LNP, perusahaan distribusi alat kesehatan dan farmasi di Indonesia. PT LNP mendistribusikan peralatan rumah sakit seperti tempat tidur, meja operasi, tandu darurat, dll ke rumah sakit daerah milik pemerintah.
Direktur PT LNP Dawam mengatakan, Investree memiliki efek ganda. Bantuan pembiayaan yang disalurkan mendorong pertumbuhan bisnis peminjam dari ekosistem LKPP dan produsen alat kesehatan.
Peminjam lainnya adalah PT IDSS, perusahaan multinasional yang core business-nya menjual alat kesehatan berteknologi tinggi dan mendistribusikan barang ke rumah sakit kelas A dan B di berbagai wilayah Indonesia.
Finance Manager PT IDSS Lutgardis mengatakan perseroan berencana merealisasikan akuisisi MOT atau Modular Operating Theater yang merupakan sistem ruang operasi terintegrasi dalam satu panel kontrol di rumah sakit kelas A dan B.
Mereka juga membutuhkan dukungan finansial. “Selama beberapa tahun terakhir, kami mengandalkan Investree untuk hal ini serta arus kas yang sehat,” katanya.