JD.com dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menutup operasinya di Indonesia dan Thailand. Hal itu dilakukan raksasa e-commerce China itu untuk menekan kerugian di kawasan Asia Tenggara dan memperkuat operasi domestik.
Seperti dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (30/11), sumber mengatakan pertumbuhan penjualan menjadi tantangan bagi JD.com di Asia Tenggara. Saat ini perusahaan sedang mencari investor untuk mengakuisisi bisnis mereka di Indonesia dan Thailand.
Tiga orang yang dekat dengan bisnis e-commerce Indonesia mengatakan JD.com sedang mencari investor untuk mengambil saham di JD.ID. Langkah serupa juga akan dilakukan di JD Central di Thailand.
Rencana JD.com untuk menarik diri dari Asia Tenggara awalnya dilaporkan oleh media China Xiaguangshe. Seorang sumber menyebutkan, langkah tersebut diambil karena biaya ekspansi perseroan di Indonesia dan Thailand dalam delapan tahun terakhir mencapai US$ 1,39 miliar atau setara Rp 21,8 triliun.
Namun, baik JD.com, Provident Capital, dan Central Group tidak memberikan tanggapan hingga Selasa (29/11). Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara belum membalas email dari Katadata.co.id tersebut.
Provident adalah mitra JD.com dari Singapura untuk membentuk JD.ID. Sedangkan Central Group merupakan konglomerat Thailand yang bermitra membangun JD Central.
Pada bulan Mei, dilaporkan bahwa JDID telah memberhentikan karyawannya. Seorang karyawan yang menolak disebutkan namanya mengatakan, perusahaan kini fokus pada peningkatan arus kas untuk mencapai margin positif.
Sementara itu, JD Central mengalami kerugian sejak diluncurkan. JD.com kehilangan 1 miliar yuan ($2,2 triliun) dalam usaha patungan antara 2017 dan 2021.
Sementara itu, kinerja anak perusahaan JD.com di Indonesia dan Thailand masih kalah dibandingkan Shopee, Lazada, Tokopedia, Blibli, dan Bukalapak.
Dorongan JD.com untuk membebaskan diri di Asia Tenggara datang saat pendiri perusahaan Richard Liu Qiangdong merombak organisasi dan bisnis inti perusahaan. Mereka akan kembali ke pola dasar seperti memberikan harga yang lebih murah dan kualitas pelayanan yang lebih baik.
JD.com juga melaporkan laba bersih mereka mencapai 6 miliar yuan atau setara Rp 13,3 triliun pada kuartal ketiga 2022. Angka tersebut melonjak dari kerugian 2,8 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.