JD.ID menutup operasi pada 31 Maret dan berhenti menerima pesanan pada 15 Februari. Bagaimana peta persaingan antara TikTok Shop dengan e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak?
Edward Ismawan Chamdani, Co-Founder dan Managing Partner Ideosource dan Gayo Capital, mengatakan social commerce seperti TikTok Store sudah menjadi tren selama beberapa tahun.
Laporan McKinsey pada tahun 2018 menunjukkan bahwa hampir 40% dari 30 juta pembeli menggunakan platform perdagangan sosial. “Tren ini terus meningkat seiring dengan popularitas TikTok,” kata Edward kepada Katadata.co.id, Rabu (1/2).
TikTok Shop hadir di Indonesia pada April 2021.
Laporan Google, Bain, dan Temasek untuk tahun 2022 juga menyebutkan fase penemuan produk dan layanan di media sosial, terutama berdasarkan video seperti TikTok, telah mencapai 21%.
“Bahkan pada tahun 2020 ini hanya 7% saja,” kata Edward. “Hal ini sebagian karena meningkatnya konsumen milenial dan generasi Z.”
Ia menilai social commerce seperti TikTok memiliki segmen pasar yang berbeda dengan e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Namun, “dengan inovasi tertentu, segmen pasar mungkin tumpang tindih atau tumpang tindih,” kata Edward.
Ketua Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro sependapat bahwa target pasar e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee berbeda dengan social commerce seperti TikTok.
Namun tidak dapat disangkal bahwa TikTok mengubah kebiasaan belanja konsumen. “Banyak orang suka berbelanja lewat fitur live streaming alias belanja langsung,” kata Eddi kepada Katadata.co.id.
Peluang TikTok di Indonesia
Transaksi TikTok Store di Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$4,4 miliar atau sekitar Rp66,7 triliun pada 2021, menurut dua sumber The Information.
“Pengeluaran pengguna (TikTok Shop) di Asia Tenggara meningkat lebih dari empat kali lipat. GMV jadi US$ 4,4 miliar,” ujar dua sumber The Information, bulan lalu (9/1).
Transaksi ini jauh di bawah Shopee dan Lazada di Asia Tenggara pada 2021. Nilainya bahkan di bawah Tokopedia yang hanya beroperasi di Indonesia.
Di Asia Tenggara, live streaming TikTok juga kalah dari Shopee. Dengan rincian sebagai berikut:
Namun di Indonesia, TikTok Shop memimpin pasar belanja langsung. Dengan rincian sebagai berikut:
TikTok (27.5%)Shopee (26.5%)Lazada (20.1%)Instagram (12.2%)Facebook (10.1%)YouTube (3.7%)
Toko TikTok (Akademi Keterampilan oleh Ruangguru)
Laporan Ninja Xpress menunjukkan bahwa nilai transaksi (GMV) TikTok meningkat hingga 411%. Pesanan di TikTok Store meningkat 564,1% dibandingkan periode sebelumnya.
Toko TikTok menjadi tren karena masyarakat Indonesia semakin menyukai konten video. Hal itu berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
“Ada peningkatan yang signifikan dalam penggunaan media sosial berbasis video yaitu TikTok,” ujarnya seperti dikutip dalam laporan Indonesia Digital Literacy 2022 yang dirilis di Jakarta, Rabu (1/2).
Penggunaan TikTok di Indonesia juga semakin meningkat. Dengan rincian sebagai berikut:
Media sosial yang digunakan penduduk di Indonesia pada tahun 2022 (Laporan Literasi Digital Indonesia 2022)
JD.ID Ditutup di Indonesia
JD.ID menutup operasinya pada 31 Maret. “Dengan sangat menyesal kami mengumumkan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan mulai 15 Februari mendatang,” kata JD.ID dalam laman resminya, Senin (30/1).
Perusahaan logistik yang terafiliasi dengan JD.ID, JDL Express, juga menutup layanannya lebih awal pada 22 Januari. Selain itu, telah berhenti mendaftarkan pengguna baru sejak 1 Januari.
JD.ID sudah dua kali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK pada Mei dan Desember 2022. Jumlah karyawan yang dipecat pada Mei 2022 tidak disebutkan.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara mengatakan penutupan JD.ID merupakan keputusan strategis dari JD.Com.
Kunjungan ke website JD.com di China sebanyak 161,8 juta, sedangkan JD.ID di Indonesia hanya 1,6 juta pada Desember 2022.
PERLUAS TARGET PENGGUNA PLATFORM DIGITAL (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa.)
Pendapatan dan nilai transaksi JD.id di Indonesia tidak diketahui.
Namun, pendapatan bersih JD.Com pada kuartal ketiga 2022 adalah RMB 243,5 miliar atau US$ 34,2 miliar (sekitar Rp 212,7 triliun). Nilainya meningkat 11,4% dibandingkan triwulan III 2021 atau year on year (yoy).
Pertumbuhan pendapatan JD.Com lebih tinggi dari Alibaba Group Holding sebesar 3%. Tapi lebih rendah dari Pinduoduo 65%.
Pertunjukan Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak
Di Indonesia, Shopee memimpin kunjungan ke situs web dan aplikasi.
Gross order volume atau GMV Shopee secara global meningkat 19,2% yoy menjadi dua miliar volume pada kuartal ketiga 2022. Sementara dari sisi nilai meningkat 13,5% yoy menjadi US$19,1 miliar.
Sementara GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mencatatkan kenaikan nilai transaksi alias gross transaction value (GTV) yoy sebesar 33% menjadi Rp161 triliun pada kuartal III 2022. Kerugian EBITDA turun 11% menjadi Rp3,7 triliun.
Khusus untuk divisi e-commerce atau Tokopedia, GTV meningkat 15% yoy menjadi Rp69,9 triliun.
Sedangkan GMV Lazada sebesar US$ 21 miliar atau sekitar Rp 302 triliun per September 2021. Jumlah pengguna aktif tahunan meningkat 1,8 kali lipat menjadi 130 juta.
Kemudian Blibli membukukan pertumbuhan laba bersih 98% menjadi Rp 10,5 triliun pada kuartal III 2022. Total processing value (TPV) meningkat 105% menjadi Rp 40,6 triliun.
Kemudian Bukalapak mencatatkan kenaikan TPV sebesar 32% menjadi Rp 41,3 triliun. Sedangkan laba bersih meningkat 92% menjadi Rp 2,58 triliun.
Perbandingan jumlah kunjungan website Shopee, Tokopedia dan Lazada dapat dilihat pada Databox di bawah ini: