Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan 19 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia sedang menjajaki ekosistem digital, termasuk e-commerce. Pemerintah menargetkan 30 juta UKM menjadi digital pada tahun 2024.
“Sebanyak 19 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital,” kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR/DPR dan Pidato Kenegaraan Presiden, Selasa (16/8).
Jumlah UKM yang masuk ke e-commerce mungkin lebih dari 19 juta. Pasalnya, Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mencatat total sekitar 19 juta pada April lalu (4/4).
“Total sekarang ada sekitar 19 juta UMKM,” kata Ketua IDEA Bima Laga di Jakarta dikutip dari Antara, Senin (4/4).
Untuk mencapai target pemerintah 30 juta UKM, berarti hanya ada 11 juta pelaku usaha yang perlu memanfaatkan teknologi digital. “Kami optimis dengan meningkatkan dan memperkuat produk dalam negeri, target tersebut dapat tercapai,” tambah Bima.
Idea menyebutkan, sebanyak 9,9 juta UKM bergabung di platform digital selama pandemi corona atau sejak Mei 2020 hingga Februari 2022. Apalagi, setelah pemerintah menggelar Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Menurutnya, upaya digitalisasi UKM tidak cukup hanya dengan beralih ke platform online. Mereka membutuhkan bantuan untuk meningkatkan transaksi.
Menurutnya, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dapat membantu UKM. Tahun lalu, e-commerce bersama pemerintah juga mengadakan program stimulus berupa subsidi belanja setelah mencapai nilai nominal tertentu.
“Program-program seperti ini akan terus kami anjurkan agar penguatan produk dalam negeri dari sisi pembelian dapat dirasakan oleh UKM,” kata Bima.
Bantuan lain yang dibutuhkan UKM adalah akses permodalan. Idea juga bekerja sama dengan Himpunan Bank Nasional (Himbara) menggelar program Digiku agar pelaku usaha bisa mendapatkan modal.
“Kami terus memikirkan program yang bisa dilakukan bersama pemerintah dan swasta, yaitu memberdayakan produk dalam negeri,” kata Bima.
Februari lalu, Bima mengatakan pihaknya fokus memberikan pelatihan agar lebih banyak UKM yang beralih ke digital. Idea saat ini sedang mengembangkan kurikulum agar usaha kecil dan menengah dapat ‘scaling up’ melalui platform digital.
“Kita ingin kurikulum UMKM kita (Indonesia) sama dengan negara lain,” kata Bima.
Staf Khusus Menkominfo sekaligus Co-Chairman Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 2022 Dedy Permadi menambahkan, pemerintah memiliki tugas untuk mendorong UKM melakukan peningkatan. Caranya adalah melalui platform digital.
“Lebih penting lagi, mereka bisa bertahan dengan penjualan di dunia digital. Lalu naik kelas lagi, bisa berkembang dan bahkan bersaing di tingkat global,” kata Dedy.
Pada tahun 2021, Kemenkominfo akan memfasilitasi dan mendampingi 26 ribu UKM terkait penjualan digital di destinasi wisata prioritas. Tahun ini, Kominfo menargetkan 30 ribu UKM mendapatkan fasilitas dan pendampingan teknologi 4.0, mulai dari penggunaan kode QR hingga aplikasi digital sales aggregator.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, para peserta UKM juga dilatih menggunakan aplikasi pasar dan perencanaan, serta memantau aktivitas bisnis menggunakan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP).
“Sehingga pelaku UKM bisa memantau penjualan di berbagai pasar. Aplikasi mini ERP memungkinkan UMKM untuk memantau total persediaan bahan baku dan barang jadi, serta menyusun laporan keuangan,” ujarnya, di Jakarta, Senin (4/4).
Ada juga aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk memvisualisasikan produk yang dijual.