Rasio kredit bermasalah terhadap startup pinjaman online (pinjol) atau pembiayaan financial technology (pinjaman fintech) kembali meningkat di bulan Maret. Apa yang menyebabkan kredit macet di sektor ini menurun?
Berdasarkan data Dewan Jasa Keuangan (OJK) risiko kredit pinjaman atau pinjaman online dilihat dari Default Return Rate (TWP90) meningkat dari 2,69% di bulan Februari menjadi 2,81% di bulan Maret.
Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Financial Technology OJK Tris Yulianta Kenaikan kredit macet pinjaman online fluktuatif. Selain itu, tergolong aman karena berada di bawah 5%.
“Kalau dilihat trennya tidak lebih buruk,” kata Tris kepada media, Jumat (5/5).
Jumlah pinjaman online atau inisiasi pinjaman yang dipantau OJK karena TWP90 mereka melebihi 5% juga meningkat dibandingkan 19 Februari menjadi 23 perusahaan pinjaman fintech.
“OJK memantau secara ketat pelaksanaan rencana aksi (23 pinjaman teknologi fintech),” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Lembaga Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono dalam konferensi pers terpisah, Jumat (5/5).
“Jika situasinya lebih buruk, OJK akan melakukan pengawasan lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, perubahan rasio unpaid loan to loan atau pinjaman online selalu dinamis. Ogi juga membeberkan beberapa faktor terkait perubahan TWP90 atau pinjaman atau pinjaman online tak bayar, yaitu:
Kemampuan platform dalam memfasilitasi penyaluran dana, sehingga dapat mempengaruhi outstanding pembiayaan dan jumlah pembiayaan yang jatuh pada periode yang buruk Kualitas credit scoring bagi calon penerima pinjaman.
Oleh karena itu, OJK mewajibkan pencetus atau peminjam pinjaman online untuk melampirkan data kualitas pinjaman di website atau aplikasi. Dengan begitu, pengguna dan calon nasabah bisa langsung memantau data kualitas pinjaman di platform P2P lending.