Alibaba dikabarkan menyuntik Lazada dengan total modal US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 19,3 triliun. Raksasa teknologi asal China itu disebut-sebut ingin mendorong e-commerce Singapura menyasar pasar Eropa yang lebih dulu ditembus Shopee.
Dana US$ 1,3 miliar itu diberikan dalam dua tahap, yakni US$ 912,5 juta (Rp 13,6 triliun) dan US$ 378,25 juta (Rp 5,7 triliun). “Alibaba menginvestasikan US$ 912,5 juta di Lazada sesuai dengan pengajuan baru-baru ini kepada regulator keuangan di Singapura,” ujarnya seperti dikutip Asia Nikkei Review, Kamis (1/9).
Sedangkan US$ 378,25 diberikan pada Mei. “Kemudian total investasi Alibaba ke Lazada sebesar US$ 1,3 miliar sejak awal tahun ini,” ujarnya seperti dikutip.
Di awal tahun, Alibaba dikabarkan sedang mencari dana untuk menyuntikkan modal Lazada sebesar US$ 1 miliar. Namun, pembicaraan dengan calon investor tertunda karena ketidaksepakatan atas penilaian Lazada.
“Pembiayaan yang diusulkan dipandang sebagai pendahulu untuk spin-off Lazada dan penawaran umum perdana (IPO),” kata dia seperti dikutip Bloomberg.
Alibaba disebut memiliki target yang ambisius melalui investasi ini. Tahun lalu, perusahaan China tersebut mengatakan kepada investor bahwa mereka ingin menggandakan nilai transaksi bruto (GMV) di Lazada menjadi US$1 miliar.
Selain itu, raksasa teknologi itu ingin Lazada menarik 300 juta pengguna. E-commerce asal Singapura kini memiliki 150 juta pengguna.
Alibaba juga dilaporkan berencana untuk mendorong Lazada ke pasar baru, termasuk Eropa. Shopee pertama kali menembus pasar ini.
Ini terjadi pada saat Alibaba menghadapi beberapa tantangan di China. Kendala yang disebutkan antara lain pengetatan kebijakan oleh Beijing, kebijakan pembatasan aktivitas akibat Covid-19, dan sektor konsumen yang semakin jenuh sehingga memperlambat pertumbuhan.
Pada awal Agustus, Alibaba melaporkan pendapatan sebesar 205,55 miliar yuan (US$31 miliar) untuk kuartal yang berakhir pada Juni. Pertumbuhan pendapatan yang stagnan ini adalah yang pertama dalam sejarah Alibaba.
Dengan target tersebut, Lazada juga melakukan pergantian CEO sebanyak lima kali dalam lima tahun. Lazada kali ini dipimpin oleh James Dong yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Lazada Thailand dan Vietnam.
“Eropa jelas merupakan pasar yang besar. Untuk sebagian besar merek Eropa, mitra ritel terbesar mereka adalah Alibaba Group karena penjualan mereka di China dan pasar lainnya,” kata Dong dalam wawancara di Singapura yang dikutip Bloomberg, Kamis (1/9). “Kami pergi ke tempat yang diinginkan merek. pergi.”