Pemerintah memperkirakan ekonomi digital di Indonesia akan mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030. Pangsa ekonomi digital saat ini sekitar Rp 1.000 triliun, terbesar di Asia Tenggara dan berpotensi menjadi kelas dunia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia diperkirakan menjadi pemain ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
“Populasi kita 280 juta, kelas menengah kita 60 juta,” kata Luhut dalam acara Indonesia Fintech Summit 2022 di Bali, Kamis (10/11).
Proses digitalisasi telah meningkatkan produktivitas negara hingga US$ 120 miliar. Ekosistem digital Indonesia sudah masuk ke semua sektor.
“Pedagang Digital Indonesia semakin tech savvy dan menjadi ceruk pasar bagi fintech untuk berperan lebih aktif,” kata Luhut.
40% digitalisasi di Asia Tenggara diwakili oleh Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi digital populer di Asia Tenggara.
Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital untuk berkontribusi pada ekonomi digital 2030.
Sementara itu, di kawasan Asia Pasifik, lebih dari 50% CEO kesulitan merekrut talenta digital dengan keterampilan yang diperlukan. Asia Pasifik diproyeksikan mengalami defisit sekitar 47 juta talenta digital pada tahun 2030.
Luhut mengatakan, dirinya memiliki tanggung jawab untuk membimbing generasi muda Indonesia. Ia menjanjikan generasi muda Indonesia akan melahirkan World Class, “Negara ini bukan negara yang ‘nonsensical’.”
Luhut menegaskan, jika kita bangga dengan negara kita, maka kita akan bangga. Jadi, jangan menganggap Indonesia kelas dua, “kami kelas satu, tidak ada yang bisa mengalahkan kami.”
Dalam meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi, Luhut menyampaikan beberapa poin yaitu:
Pengeluaran pemerintah dilakukan dengan E-Catalog dan diprioritaskan untuk membeli produk lokal produksi UMKMSIMBARA mengintegrasikan seluruh data pengelolaan sumber daya mineral dan batubara Indonesia Meningkatkan efisiensi pelabuhan melalui integrasi pelabuhan dan implementasi ekosistem logistik nasional Investasi pusat data dan kabel bawah laut untuk mendukung ekonomi digital
Ketua Dewan Komisioner Dewan Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan ekonomi digital saat ini berada pada jalur pertumbuhan yang sangat kuat.
Pemerintah, bank sentral, dan OJK perlu bekerja sama untuk memastikan kebijakan dan layanan terbaik kepada perusahaan dan start-up yang akan membuat target tercapai.
Siregar mengatakan pesatnya pertumbuhan inovasi digital membuat regulator tidak punya pilihan lain selain mengembangkan pendekatan yang tepat untuk bersaing dengan inovasi yang dinamis.
Untuk itu, kata dia, langkah terbaik bagi regulator adalah menjaga keseimbangan antara mendorong inovasi digital dan mengurangi potensi risiko yang mungkin muncul.
Selain ekonomi digital, beberapa faktor lain yang menjadikan Indonesia sebagai pendukung kuat pertumbuhan ekonomi ASEAN adalah demografinya yang sebagian besar terdiri dari kaum muda, serta kelas menengah ke bawah yang masih memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang.
“ASEAN mungkin satu-satunya kawasan di dunia yang masih bisa menikmati pertumbuhan ekonomi yang sehat di tahun-tahun mendatang,” ujar Siregar.