JD.ID menutup operasionalnya per 31 Maret. Riset Jakpat menunjukkan bahwa pelanggannya cenderung beralih ke Tokopedia.
“Pengguna JD.ID cenderung memilih beralih ke Tokopedia saat platform ditutup,” ujarnya dalam keterangan media Jakpat, Senin (28/3).
Jakpat mengatakan 100% pengguna JD.JD menggunakan lebih dari satu e-commerce pada semester II 2022. Namun, Jakpat tidak merinci alasan pengguna JD.ID cenderung beralih ke Tokopedia.
Demografi pengguna JD.ID dan Tokopedia sangat mirip. Datanya adalah sebagai berikut:
Perbandingan demografi pengguna JD.ID dan Tokopedia (Jakpat).
JD.ID akan menutup operasionalnya pada 31 Maret mendatang. “Dengan sangat menyesal kami umumkan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan mulai 15 Februari,” ujar JD.ID dalam laman resminya, Januari (30/1).
Perusahaan logistik yang terafiliasi dengan JD.ID, JDL Express, juga menutup layanannya lebih awal pada 22 Januari. Selain itu, telah berhenti mendaftarkan pengguna baru sejak 1 Januari.
JD.ID sudah dua kali berhenti atau di-PHK pada Mei dan Desember 2022. Jumlah pekerja yang di-PHK pada Mei 2022 belum dirinci.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara mengatakan penutupan JD.ID merupakan keputusan strategis dari JD.Com.
Kunjungan ke website JD.com di China sebanyak 161,8 juta, sedangkan JD.ID di Indonesia hanya 1,6 juta pada Desember 2022.
Pendapatan dan nilai transaksi JD.id di Indonesia tidak diketahui.
Namun, pendapatan bersih JD.Com pada kuartal ketiga 2022 adalah RMB 243,5 miliar atau US$ 34,2 miliar (sekitar Rp 212,7 triliun). Nilainya meningkat 11,4% dibandingkan triwulan III 2021 atau year on year (yoy).
Pertumbuhan pendapatan JD.Com lebih tinggi dari Alibaba Group Holding sebesar 3%. Tapi lebih rendah dari Pinduoduo 65%.