Shopee dan Tokopedia memberi peringkat pengecer Asia Tenggara teratas dalam hal penjualan untuk tahun 2021, berdasarkan laporan Euromonitor International. Kedua transaksi e-commerce ini melampaui bisnis ritel Grup Salim, Alibaba dan Alfamart.
Hal itu tertuang dalam laporan bertajuk Top 100 Retailers in Asia 2022 yang diterbitkan pada Mei 2022. Namun, penelitian ini hanya mengkaji pasar di Asia Tenggara.
“Kinerja ritel di tahun 2021 mencerminkan laju pergeseran saluran. Pemain e-commerce mengungguli saluran distribusi lainnya, terutama di pasar dengan penetrasi online yang lebih rendah,” kata laporan itu.
Rincian posisi dan nilai penjualan masing-masing perusahaan dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Nilai penjualan 25 peritel untuk tahun 2021 (Euromonitor)
Euromonitor belum memecah data tahun ini. Namun Momentum Works merilis laporan tentang pasar e-commerce di Asia Tenggara.
Momentum Works menyatakan bahwa Shopee menguasai sebagian besar pasar perdagangan online di Asia Tenggara. Nilai transaksi bruto atau GMV e-commerce berwarna jingga ini sebesar US$ 47,9 miliar atau sekitar Rp 718 triliun tahun lalu.
Angka tersebut hanya mencakup pasar di enam negara di Asia Tenggara, sedangkan Shopee hadir di 10 negara. Sea Ltd melaporkan GMV Shopee tahun lalu sebesar US$ 73,5 miliar atau sekitar Rp. 1.167 triliun.
Momentum Works juga menyebutkan Shopee menguasai pasar di enam negara, yakni Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Detailnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
GMV sembilan e-commerce di Asia Tenggara selama 2020 – 2022 (Momentum Works)
Tahun ini, Ascential Edge memperkirakan transaksi e-commerce di Indonesia akan berada di bawah ritel offline. GMV dari Shopee ke Tokopedia diperkirakan US$ 84,2 miliar atau sekitar Rp 1.253 triliun, sedangkan Alfamart ke Indomaret US$ 113,8 miliar atau setara Rp 1.691 triliun.
Penjualan atau transaksi e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan Lazada diprediksi akan terus meningkat. Namun, pertumbuhan transaksi tahunan diprediksi menurun.
Transaksi retail offline seperti Alfamart dan Indomaret juga diprediksi akan terus meningkat. Namun pertumbuhan transaksi tahunan cenderung flat.
“E-commerce akan tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan, meski kecil. Sedangkan toko ritel akan terus mendominasi,” demikian laporan perusahaan analisis tren bisnis WGSN bertajuk ‘Asia: Markets to Watch 2023’, dua pekan lalu (7/6).