E-commerce yang berafiliasi dengan Asosiasi E-commerce Indonesia atau IDEA akan menggunakan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), untuk melacak pedagang pakaian bekas impor alias barang bekas.
Anggota IDEA antara lain Shopee, Tokopedia, Bukalapak hingga Lazada. IDEA mengatakan anggota telah menangguhkan sekitar 40.000 iklan untuk pakaian bekas yang diimpor secara ilegal atau bekas.
Selain itu, “berkoordinasi dengan lintas sektor agar semua produk ilegal bisa menyelesaikan masalah,” kata Kabid Inovasi Kedokteran dan Perlindungan Konsumen Even Alex Chandra usai rapat koordinasi dengan kementerian/lembaga, Bareskrim Polri, Bea Cukai, dan total e-trading di Jakarta, Kamis (6/4).
Namun, dia menyadari ada pedagang hemat yang mencoba mengakali sistem agar tidak dirobohkan. Salah satu caranya adalah dengan tidak menggunakan kata kunci ‘baju bekas’, ‘hemat’ atau lainnya di halaman produk.
E-commerce juga akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi metode ini. Dengan teknologi, produk otomatis langsung diturunkan atau diturunkan.
Ketika ada permintaan resmi dari kementerian, “link produk bisa langsung di-take down,” ujar Even.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Teten Masduki mengatakan, e-commerce memblokir akun, toko, dan link.
Pemblokiran juga dilakukan pada platform social trading seperti TikTok, Facebook, Instagram hingga WhatsApp.
“Ada kesepakatan bersama antara kementerian dan lembaga, e-commerce, market, dan social commerce, terkait larangan barang bekas,” ujar Teten.
Dia menjelaskan, para pelaku e-commerce memiliki kepedulian yang sama untuk menjatuhkan penjual pakaian bekas impor atau bekas yang ilegal.
Meski sekitar 40.000 akun, toko online dan link telah di-take down, namun masih banyak merchant yang menjual barang bekas dengan mengubah kata kunci.
Untungnya, “pemain e-commerce memiliki kontrol internal yang baik,” katanya. Dengan begitu, dealer tidak bebas menjual kembali.