Transaksi e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada diperkirakan mencapai US$ 84,2 miliar atau sekitar Rp 1.253 triliun pada tahun ini, berdasarkan data Ascential Edge.
Perusahaan analisis tren bisnis WGSN membuat laporan berjudul “Asia: Markets to Watch 2023”, yang memuat alasan tingginya transaksi e-commerce di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan Lazada yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil sebesar 5,31% secara tahunan atau year on year (yoy) pada tahun 2022. Rinciannya sebagai berikut:
“Meskipun pertumbuhan diperkirakan akan moderat menjadi 5% pada tahun 2023, Indonesia tetap menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di antara negara-negara G20,” sebut laporan tersebut, Rabu (7/6).
2. Penjualan ritel naik 2,6% yoy di bulan Februari
3. Belanja konsumen akan didukung oleh subsidi pemerintah. Indonesia akan merealokasi US$ 1,6 miliar subsidi BBM untuk belanja kesejahteraan sosial pada tahun 2023
4. Sekitar 60% – 90% masyarakat Indonesia yang pernah berbelanja di e-commerce berencana tetap berbelanja online meski status darurat Covid-19 berakhir
5. Indonesia memiliki basis pelanggan seluler terbesar ketiga di Asia
6. Konsumen Milenial dan Gen Z mencapai sekitar 52% dari total populasi 270 juta
“Populasi yang kuat, preferensi konsumsi, dan perilaku yang dipimpin kaum muda akan mendorong tren ritel di tahun-tahun mendatang,” katanya seperti dikutip.
Oleh karena itu, WGSN memperkirakan transaksi atau penjualan e-commerce di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada akan terus meningkat. Detailnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Data ekosistem e-commerce di Indonesia (WGSN)