Meskipun harga naik atau inflasi, penelitian melaporkan bahwa lebih dari 50% pembeli online mempertahankan atau meningkatkan pembelian online mereka.
Hasil tersebut berdasarkan laporan Activate berjudul Activate Technology and Media Outlook 2023. Laporan ini berdasarkan survei pada Oktober 2022 terhadap 4.001 konsumen berusia 18 tahun ke atas yang telah berbelanja produk secara online dalam 12 bulan terakhir.
“Menanggapi kenaikan harga akhir-akhir ini, konsumen memilih menggunakan saluran online untuk membandingkan harga dan menemukan penawaran dan promosi,” kata laporan itu, dikutip Katadata.co.id, Selasa (3/1).
Berikut perilaku konsumen dalam pembelian online berdasarkan jenis produk:
Grocery: 53% mempertahankan dan 17% meningkatkan belanja online Produk rumah tangga: 53% mempertahankan dan 11% meningkatkan belanja online Kecantikan & perawatan pribadi: 49% mempertahankan dan 12% meningkatkan belanja online Pakaian, alas kaki, dan aksesori: 40% mempertahankan dan 10% meningkat belanja online Furnitur: 35% mempertahankan dan 13% meningkatkan belanja online
Perhiasan: 34% mempertahankan dan 13% meningkatkan belanja online
Tindakan yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan untuk berbelanja online adalah:
47% orang akan mengunjungi beberapa toko online untuk mendapatkan harga terbaik 32% orang akan mencari atau menunggu diskon dan promosi sebelum melakukan pembelian 16% orang lebih suka membeli dalam jumlah banyak untuk mendapatkan diskon 12% orang lebih suka membeli barang dari pasar digunakan/diperbaharui (retrade) 11% orang menggunakan opsi “Beli Sekarang, Bayar Nanti” (misalnya Verifikasi, Pascabayar, Klarna) 11% orang memilih untuk mendaftar keanggotaan program belanja berbayar 7% orang memilih untuk membeli barang di utang
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa re-trading atau e-commerce yang khusus menjual barang bekas menjadi tren yang sedang berkembang. Konsumen tertarik untuk berbelanja melalui penjualan kembali untuk mencari keberlanjutan dan penghematan.
38% orang yang pernah berbelanja di re-trade berniat untuk terus membeli melalui re-trade market dalam 12 bulan ke depan. Sementara itu, 62% masyarakat yang belum pernah berbelanja melalui re-trade memiliki niat untuk membeli melalui re-trade dalam 12 bulan ke depan.
Penjualan BNPL pada 2022 akan mencapai 1,1% atau US$ 76 miliar dari total penjualan ritel. Angka ini naik 0,4% dari 0,7% dari tahun 2021 yang berjumlah US$43 miliar.
Pembayaran dengan metode BNPL pada tahun 2023 diprediksi meningkat menjadi 1,3% atau US$ 95 miliar. Hingga 2026, tren penggunaan BNPL sebagai metode pembayaran diprediksi meningkat 1,8% atau senilai US$ 143 miliar.